17 Februari 2025
Penting! Serangkaian Cek Kesehatan yang Perlu Dilakukan Sebelum Menikah

text by Melur Pinilih
Ketika Seseorang berbicara soal pernikahan, bukan hanya wedding organizer, gaun, riasan, atau marital prenup saja yang seharusnya dipusingkan. Masih ada banyak hal lainnya, terutama seputar kesehatan, yang perlu dipikirkan masak-masak sejak jauh hari sebelum Anda memutuskan untuk menikah dan bahkan setelahnya pun. Selain tentunya berhubungan erat dengan kesehatan suami dan istri, perkara ini bahkan bisa menentukan nasib keturunan Anda sendiri nantinya. Apa saja aspek-aspek yang sekiranya perlu dicek? Mari kita bahas satu demi satu.
SKRINING TALASEMIA
Mungkin masih banyak yang belum mengetahui bahwa Indonesia termasuk ke dalam wilayah yang disebut “sabuk talasemia”. Artinya, Tanah Air kita merupakan negara dengan frekuensi gen (pembawa sifat) talasemia yang tinggi. Sekitar 3 sampai 10 persen penduduk Indonesia merupakan pembawa sifat talasemia (kelainan darah yang diturunkan secara genetik dari kedua orangtua). Jika sampai terjadi pernikahan antara pembawa sifat talasemia, maka dapat terlahir penyandang talasemia mayor yang baru. Penderita talasemia berat bisa-bisa membutuhkan transfusi darah seumur hidup hingga penumpukan zat besi yang dapat berdampak negatif terhadap kesehatan.
Untuk mencegah hal tersebut, para remaja atau orang yang belum menikah disarankan untuk melakukan skrining talasemia melalui pemeriksaan darah dengan cara berkonsultasi ke dokter sebelumnya.
PEMERIKSAAN KESEHATAN PRANIKAH
Tahukah Anda bahwa BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) bersama dengan Kementerian Agama sebetulnya telah meluncurkan sistem pendampingan yang dikhususkan pada calon pengantin?
Pasangan pranikah bisa mengakses konseling ini selama 3 bulan sebelum pernikahan dan bahkan hasil pemeriksaannya sendiri kini telah diklaim sebagai syarat nikah di Kantor Urusan Agama (KUA). Adapun hal ini sebenarnya dimaksudkan sebagai bagian dari upaya mengentaskan kekerdilan (stunting), sebab perempuan yang berisiko Kurang Energi Kronis (KEK) diperkirakan akan melahirkan anak dengan BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) sehingga berisiko stunting.
Dampak dari kondisi stunting bukan cuma seputar perawakan pendek, tetapi juga tingkat intelektual yang terganggu serta kerentanan terserang berbagai penyakit nantinya. Untuk lebih jelasnya lagi soal pemeriksaan kesehatan pranikah ini, segeralah berkonsultasi dengan puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan yang terpercaya. Sebagai contoh di salah satu rumah sakit swasta di wilayah Jabodetabek, paket pemeriksaan pranikah untuk perempuan dibanderol seharga Rp4.650.000 dan sudah mencakup pemeriksaan fisik, radiologi, dan laboratorium (hematologi, hepatitis B dan C, TORCH, USG ginekologi, serta urine lengkap).
TES TORCH
Menurut Kementerian Kesehatan RI, istilah TORCH mengindikasikan gabungan dari empat jenis penyakit yaitu Toxoplasma, Rubela, Cytomegalovirus (CMV) dan Herpes simplex. Toksoplasmasis adalah infeksi pada ibu hamil yang beresiko membahayakan janin. Sedangkan, komplikasi virus rubela terhadap ibu yang sedang mengandung bisa berakibat pada kelainan pendengaran atau tuli bawaan pada bayinya. Infeksi CMV dan herpes simpleks pada ibu hamil dapat menular ke anak yang dikandung dan berakibat fatal. Oleh karena itu pemeriksaan TORCH idealnya memang dilakukan apabila Anda mau merencanakan kehamilan.
TRIPLE ELIMINASI
Seperti halnya infeksi AIDS, ternyata sifilis dan hepatitis B memiliki pola penularan yang relatif sama, yaitu melalui hubungan seksual serta dari ibu hamil ke anak dalam kandungannya. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 52 tahun 2017, program “triple eliminasi” perlu dilakukan untuk menanggulangi penyebaran tiga penyakit yang telah disebutkan di atas. Sebagai tindakan preventif, tes ini idealnya dilakukan sebelum menikah. Jika sudah terlanjur hamil, lakukan pemeriksaan setidaknya sekali selama masa kehamilan. Dengan turut mendukung program “triple eliminasi”, Anda sudah membantu pemerintah untuk menurunkan angka infeksi dan kematian akibat HIV/AIDS, sifilis, dan hepatitis B.
VAKSINASI
Beberapa vaksin seperti MMR dan varisela sangat disarankan terutama bagi wanita yang ingin segera merencanakan kehamilan setelah menikah. Vaksin MMR sangat berguna untuk mencegah penyakit, yang bila diidap saat mengandung berisiko menyebabkan keguguran atau cacat lahir pada bayi. Selanjutnya, vaksin varisela menghindarkan ibu hamil dari penyakit cacar air yang juga dapat membahayakan janin dalam kandungan jika sampai terinfeksi virusnya.
Di samping itu, lengkapi vaksinasi terhadap hepatitis B karena penyakit tersebut bisa menular lewat hubungan seksual seperti yang telah disebutkan di atas. Rencanakan pula untuk mendapatkan vaksin TT guna mencegah tetanus. Di samping itu, vaksin HPV pun penting bagi perempuan sebagai upaya perlindungan terhadap kanker serviks. Jika Anda kebetulan sudah pernah berhubungan seks sebelumnya, lakukanlah pemeriksaan pap smear guna mencegah bahaya kanker serviks tersebut.
KONSELING GENETIK
Apabila sampai setelah menikah Anda masih mengkhawatirkan soal penyakit yang mungkin diturunkan kepada buah hati, Anda dan pasangan seharusnya dapat mengikuti konseling genetik. Menurut Journal of Genetic Counseling, proses konseling kurang lebihnya dapat membantu seseorang memahami dan juga beradaptasi dengan faktor gen yang memiliki kontribusi pada aspek medis dan psikologis keluarga.
Di dalamnya, terdapat edukasi tentang pemeriksaan dan pencegahan serta masih banyak lagi! Pun, konseling ini berguna untuk menginformasikan tentang pilihan sekaligus penyesuaian terhadap sejumlah kondisi maupun risiko. Hindari rasa takut karena mencegah lebih baik daripada mengobati dan jangan ragu untuk menggali informasi sedalam-dalamnya. Ingat, lahirnya generasi yang berkualitas bisa ditentukan dari keluarga yang berkualitas pula!
KEEP IT UNDER CONTROL
1. Penting untuk mencari tahu atau menanyakan secara baik-baik tentang riwayat seks pasangan. Sebaliknya, Anda pun harus jujur soal ini agar ia pun bisa merasa aman. Jika atas dasar alasan apapun, Anda atau pasangan merasa segan atau terganggu akan fakta apapun seputar persoalan ini, jangan ragu-ragu untuk memikirkan semuanya kembali daripada menyesal di kemudian hari.
2. Jika Anda dan pasangan akan menikah tetapi ingin menunda kehamilan, segera diskusikan alat kontrasepsi yang cocok dengan OB-GYN andalan.