FASHION

18 September 2025

CEO dan Co-Founder Clemence Ellery, Jenifer Patricia Bicara Mengenai Gaya Pribadi dan Kecintaannya Pada Perhiasan


PHOTOGRAPHY BY GAVRIELA GO

CEO dan Co-Founder Clemence Ellery, Jenifer Patricia Bicara Mengenai Gaya Pribadi dan Kecintaannya Pada Perhiasan

Fashion diaku Jenifer Patricia sebagai perpanjangan dari kepribadiannya. “Tak hanya mengejar tren yang silih berganti, tetapi menanamkan elemen-elemen kepribadian pada apapun yang dikenakan,” ungkap perempuan yang akrab disapa dengan nama pendek Jeni Patty ini. “Bagi saya, fashion harus fungsional juga, dengan sentuhan attitude.”

Berbicara mengenai gaya pribadi, perempuan bertubuh petite ini mengaku tak bisa mematok satu gaya tertentu sebab ia berpakaian sesuai acara dan suasana hati. “Namun apabila mendeskripsikan benang merahnya, saya menyukai polished look, dan apapun yang saya kenakan harus nyaman dan memiliki edge,” ujarnya.





Sebagai CEO dan Co-Founder dari label perhiasan bespoke Tanah Air, Clemence Ellery, rasanya begitu alamiah bagi Jenifer untuk memilih perhiasan sebagai benda fashion yang wajib ia kenakan setiap harinya. “Saya merasa telanjang tanpa perhiasan saya,” ujarnya sambil tertawa lepas. “Ada beberapa perhiasan default yang pasti saya kenakan setiap hari. Tetapi untuk acara-acara tertentu, misal yang menuntut saya untuk tampil lebih formal atau ketika mengenakan busana resor kala berlibur, saya akan menyesuaikan perhiasan dengan pakaian saya.” Jenifer menyebut anting solitaire dan tennis bracelet sebagai dua perhiasan yang hampir selalu ia kenakan. “Because I’m an earring and bracelet person,” jelasnya. “Dua perhiasan ini selalu saya pakai setiap hari.”

Semakin banyak mempelajari perhiasan, Jenifer mengaku semakin mengapresiasi keindahan permata berwarna. “Banyak orang mungkin lebih familier dengan berlian. Tentu berlian memiliki keindahannya tersendiri, tetapi ketika berbicara mengenai permata berwarna, mereka lebih unik dan berkarakter. Saya rasa perempuan berbeda bisa tertarik dengan permata berbeda. Hal ini menjadikan permata berwarna menjadi lebih langka,” ujar perempuan pengagum batu emerald dan tourmaline ini.





Ketika membahas label mode yang paling menginspirasi, Jenifer mengungkapkan bahwa dirinya begitu mengagumi rumah mode Chanel. “Saya begitu mencintai Chanel,” ujarnya dengan tatapan penuh binar. “Chanel begitu girly dan classy, selalu sophisticated dan polished. Meski memiliki banyak koleksi, dari formalwear hingga resortwear, DNA tersebut selalu ada,” jelasnya. “Anda dapat segera mengenali kreasi Chanel meski tanpa imbuhan logo sekalipun.”

Selain Chanel, Jenifer turut menyebut ketertarikannya dengan label perhiasan Chrome Hearts. “It’s completely different, tetapi saya menyukai tampilan grunge dan punk rock,” ungkapnya. “Tak hanya itu saja, craftsmanship perhiasan mereka begitu istimewa, intricate dan memiliki identitas yang begitu kuat.”

Fashion turut diyakini Jenifer sebagai sebuah bentuk kesenian. “Di fashion, Anda memerlukan mata dan selera yang baik untuk warna, komposisi, tekstur dan volume; seperti bagaimana Anda memilih dan memadu-padankan pakaian,” ujarnya. “Sama halnya juga dengan personal colour analysis yang membantu banyak perempuan untuk memilih warna terbaik mereka agar tampil prima; ada sains di baliknya. Begitu pula di lini pekerjaan saya, di mana perhiasan dikenakan dekat dengan wajah. Ada sebuah kesenian khusus dalam memilih bentuk, warna emas, dan permata yang mempengaruhi keindahan wajah dan tampilan keseluruhan.”



Persamaan pola pikir ini turut membentuk Jenifer sebagai seorang pribadi yang begitu mengapresiasi seni. Ia pun menyebut nama Darbotz sebagai salah seorang seniman yang begitu ia kagumi. “Darbotz adalah salah satu favorit saya, dan saya merasa beruntung sekali pernah bekerja sama dengannya untuk salah satu koleksi perhiasan kami di Clemence Ellery. Saya rasa talenta dan identitasnya begitu kuat di tiap mahakarya yang ia ciptakan,” ungkapnya. “Selain itu, saya juga menyukai Arkiv, saat ini saya baru mulai mengkoleksi karya-karyanya.”