FASHION

9 September 2025

Mengenang Perjalanan 91 Tahun Kehidupan Sang Maestro Mode Italia, Giorgio Armani


Mengenang Perjalanan 91 Tahun Kehidupan Sang Maestro Mode Italia, Giorgio Armani

Text by Rumaishah Farisi (photo courtesy Instagram @giorgioarmani)

Giorgio Armani, maestro mode berkebangsaan Italia, baru saja menutup usia pada 4 September 2025, di umur 91 tahun. Berita kematiannya tersiar cepat, berawal dari post yang dirilis media sosial rumah mode itu sendiri, “Il Signor Armani, panggilan hormat dan kekaguman dari karyawan dan kolaborator, meninggal dunia dengan tenang, dikelilingi oleh orang-orang terkasihnya. Tak kenal lelah hingga akhir, ia bekerja sampai hari-hari terakhirnya, mendedikasikan diri pada perusahaan, koleksi, dan banyak proyek yang sedang berjalan maupun yang akan datang.” Ungkap tim Armani dalam postingannya pada tanggal 5 September silam.

Giorgio Armani pertama kali mengubah wajah mode dunia pada 1975 lewat jas-jas karyanya yang ringan, lembut, dan bebas dari struktur kaku. Serta “power suit” untuk perempuan. Sebelum Armani, dunia mode memang sudah mengenal sejumlah desainer besar yang menekankan tailoring sebagai simbol status dan kekuasaan. Namun, interpretasi Armani menghadirkan sesuatu yang berbeda: busana yang berwibawa tanpa perlu berlebihan, elegan dalam kesederhanaan, dan nyaman tanpa kehilangan kekuatan pesannya.

Lahir di Piacenza pada 11 Juli 1934, Armani tumbuh di Italia. Lahir dan tumbuh dalam periode peperangan membuatnya memahami bahwa tidak semua hal harus mewah. Awalnya ia bercita-cita menjadi dokter dan sempat menempuh studi kedokteran, tetapi kemudian beralih jalur untuk mengejar kariernya dalam dunia fashion



Photo courtesy Instagram @giorgioarmani

Kariernya di dunia fashion berawal dari sebuah departement store ternama di Milan, La Rinascente. Disana Armani berkenalan dengan detail, kualitas, dan selera visual yang kelak menjadi fondasi karyanya. Dari sana ia mendapat kesempatan untuk melangkah ke dunia desain, merancang untuk label milik Nino Cerruti.

Pada 1975, bersama mitra bisnisnya Sergio Galeotti, Armani mendirikan label yang kini mendunia: Giorgio Armani S.p.A.. Kehilangan Galeotti pada 1985 menjadi titik balik yang membuat Armani mengambil alih penuh kendali kreatif dan bisnis, membesarkan perusahaannya hingga menjelma menjadi salah satu rumah mode independen paling kuat di dunia. Armani menjadi salah satu pelopor yang menghapus garis antara pakaian bisnis dengan casual.

Popularitas Armani kian melejit setelah jas ikonisnya digunakan oleh Richard Gere dalam film American Gigolo (1980). Sang pemeran utama mengenakan jas abu-abu rancangan Armani dan menjadi simbol baru dari maskulinitas modern: percaya diri, berkelas, dan jauh dari kesan kaku. Armani sendiri juga menjadi sampul majalah TIME pada 1982.





Photo courtesy Instagram @giorgioarmani

Namun, mengasumsikan Armani hanya sebatas pencipta jas elegan tentu keliru. Ia terus memperluas visinya. Lini Emporio Armani (1981) ditujukan bagi generasi muda dengan harga lebih terjangkau, sementara Armani Privé (2005) memperkuat posisinya di panggung haute couture. Tidak berhenti di ranah mode, ia melangkah ke gaya hidup: Armani/Casa (2000) menawarkan desain interior minimalis nan mewah, dan jaringan Armani Hotel di Dubai serta Milan mewujudkan mimpinya akan pengalaman elegansi total.

Armani juga dikenal karena kepekaan sosialnya. Pada 2016, ia secara resmi menghentikan penggunaan bulu hewan dalam seluruh koleksi, ia sebuah langkah progresif di industri mewah. Saat pandemi COVID-19 melanda Italia pada 2020, ia menjadi salah satu desainer pertama yang menutup pertunjukan untuk penonton, sekaligus menyumbangkan jutaan euro bagi rumah sakit dan mengubah pabriknya untuk memproduksi alat pelindung diri. Baginya, mode tidak pernah berdiri sendiri; ia adalah bagian dari masyarakat dan kemanusiaan.

Filosofi ini terangkum dalam kalimat yang begitu sering dikutip: “Elegance is not about being noticed, it is about being remembered.” Bagi Armani, kemewahan tidak pernah berarti hingar bingar, melainkan kesederhanaan yang berbekas lama. Tidak terdengar berlebihan bila banyak yang menyebutnya sebagai bapak dari “quiet luxury”.


Photo courtesy Instagram @giorgioarmani


Ketika Giorgio Armani berpulang pada 4 September 2025 di Milan, dunia mode serentak berkabung. Prosesi pemakamannya berlangsung secara privat dan intim di Rivalta, provinsi Piacenza, sesuai dengan keinginannya. Namun, masyarakat diberi kesempatan untuk memberikan penghormatan terakhir di Armani/Teatro, Milan, pada 6 sampai 7 September. Penghormatan ini dihadiri deretan desainer ternama seperti Donatella Versace, Miuccia Prada, dan Angela Missoni, hingga sineas Giuseppe Tornatore dan Gabriele Salvatores, atlet Federica Pellegrini, hingga Walikota Milan, Giuseppe Sala. Semua hadir untuk melepas maestro yang telah meninggalkan jejak tak tergantikan.

Kini, setelah hampir lima puluh tahun berkarya, Giorgio Armani dikenang bukan hanya sebagai desainer, melainkan juga sebagai simbol elegansi Italia yang mendunia. Ia membuktikan bahwa kesederhanaan bisa menjadi bentuk kemewahan tertinggi. Sebuah filosofi yang akan terus hidup dalam setiap jas, gaun, dan karya yang menyandang namanya.