10 April 2025
Bagaimana Kita Bisa Andil Menjaga Tanah dan Air Indonesia?

text by Gita Syahrani (photography: Michela Strate (Le Managemenet) photography Oliver Rudolph for ELLE Indonesia February 2022; styling Chiara bottin; makeup & hair Lars Rüffert)
“Deactivate aja akun social media-nya sementara”
Pilihan ini muncul berulang di benak saya selama beberapa bulan belakangan menghadapi berbagai berita tentang masa depan lingkungan Indonesia. Mulai dari pernyataan tentang bagaimana hutan sama dengan perkebunan sawit monokultur, rencana alokasi 20 juta hektar hutan sebagai upaya swasembada energi sampai berbagai kasus korupsi yang peringkat 5 teratasnya saja mencapai Rp541 triliun. Rentetan gelombang berita yang berbuntut godaan untuk memilih tutup mata.
Biar saja gelap.
Sampai tiba sebuah Sabtu yang memberikan sedikit terang ditengah gelap. Hari Sabtu pagi itu, saya mendapat kesempatan berkumpul dengan kelompok teman yang sama-sama gelisah dengan masa depan Indonesia. Sebagai pembuka, kami bersama menyanyikan lagu Indonesia Raya lengkap tiga stanza. Setelah stanza pertama yang bersemangat untuk merdeka, stanza-stanza berikutnya sesungguhnya menyiratkan harapan dan doa mendalam agar negara ini terus tumbuh bahagia dan abadi. Beberapa ‘mantra’ yang tersirat adalah ‘Suburlah tanahnya, suburlah jiwanya. Bangsanya, rakyatnya, semuanya. Sadarlah hatinya, sadarlah budinya untuk Indonesia raya’ serta ‘Indonesia, tanah berseri. Tanah yang aku sayangi, marilah kita berjanji. Indonesia abadi’ .
Bagian syair lagu yang seringkali terlupa ini mengingatkan bahwa tanah adalah modal dasar Indonesia. Tanah, sumber daya alam kunci yang menjamin keberlanjutan sumber daya alam lainnya. Tanah yang menyediakan air, mineral. Tanah, tempat hidup bagi berbagai organisme yang mendukung pertumbuhan tanaman hingga menyediakan pangan dan oksigen bagi manusia. Tanpa tanah yang sehat, rencana apapun yang dimiliki Indonesia akan sulit terwujud.
Seperti yang disampaikan dalam ‘mantra’ Indonesia Raya, bangsa Indonesia yang mampu menjaga tanah tetap subur adalah bangsa yang jiwanya sadar sehingga bijak dalam memilih dan mengambil keputusan. Ternyata, kepercayaan terhadap ‘mantra’ itu menjadi bekal diskusi kami dan memberikan semangat baru bagi saya. Oke, harus maju dan bergerak terus—tutup mata dan #KaburAjaDulu bukan jadi pilihan saya. Tapi, bagaimana kita bisa menjaga tanah dan air Indonesia?
Eliza (Amor Models) photography by Ifan Hartanto for ELLE Indonesia January 2020; styling Ismelya Muntu
Hutan: Kebanggaan Indonesia yang Bisa Jadi Pilihan Utama
Hutan adalah jagoan utama dalam hal konservasi sumber daya alam termasuk tanah, air dan udara—kebutuhan mendasar kita bersama. Hutan yang sehat dilengkapi dengan sistem akar pohon yang kuat untuk menjaga kestabilan dan kepadatan tanah sehingga erosi bisa dicegah. Dedauan yang jatuh dari pepohonan hutan juga menjadi tameng pelindung bagi tanah dan menjadi humus yang meningkatkan kesuburan dan kualitas tanah. Hutan juga menjamin cadangan air yang diserap melalui akar dan di dalam tanah tetap tersedia.
Meskipun terdapat penurunan deforestasi atau musnahnya hutan pada periode 2021-2022, data terbaru menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Yayasan Auriga Nusantara melaporkan bahwa pada tahun 2024, deforestasi mencapai 261.575 hektar, meningkat 4.191 hektar dibanding tahun sebelumnya. Ini berarti dalam satu tahun saja, kita kehilangan hutan dengan luasan yang lebih besar dari seluruh negara Luxemburg atau seluruh luas Ibu Kota baru, Nusantara. Lebih dari separuh deforestasi ini terjadi di wilayah kelola perusahaan industri tambang, kayu dan perkebunan. Jika ini terus terjadi, berarti ekonomi yang dijalankan oleh Indonesia bukanlah opsi yang menempatkan hutan, tanah, air dan udara sebagai pilihan utama.
Saat kita bertanya, apa hubungan semua angka tadi bagi kehidupan di kota besar—dengan mudah kita bisa ingat kembali berbagai titik banjir seluruh Indonesia yang diperparah karena berkurangnya daerah resapan air di hulu saat curah hujan ekstrem. Seperti ‘traffic controller’ yang piawai, hutan yang sehat mampu menyimpan dan melepaskan serapan air secara teratur untuk memastikan siklus sumber daya air tetap stabil—termasuk melalui awan dan hujan. Akar pepohonan menjaga kestabilan tanah agar tidak longsor sedangkan fungsinya menyerap air akan mengurangi volume dan kecepatan aliran air di permukaan tanah saat hujan lebat dan mengurangi resiko banjir. Anda bisa ingat juga berbagai kasus ISPA yang muncul saat kualitas udara buruk karena kebakaran hutan dan‘paru-paru’ penyaring udara kita makin turun kapasitasnya. Semakin luas dan sehat area hutan maka semakin banyak karbon dioksida yang dapat diserap sehingga polusi udara bisa berkurang. Sebaliknya, semakin banyak sumber oksigen tersedia bagi mahluk hidup—termasuk kita semua.
Hutan juga menjadi bagian dari identitas budaya, pengetahuan tradisional dan keanekaragaman hayati yang jadi kebanggaan Indonesia. Hingga kini, sekitar 23,2 juta hektar hutan menjadi ruang hidup bagi lebih dari 2000 kelompok masyarakat hukum adat yang mencapai lebih dari 40 juta orang. Tanpa hutan, maka tidak ada lagi rumah yang memberikan mereka penghidupan dan inspirasi bagi kita. Bagi anda para penggemar tenun, bayangkan jika masyarakat Dayak Iban di Kalimantan Barat yang menghasilkan Tenun Sidan—juara ‘Best of the best’ pada International Handicraft Trade Fair (INACRAFT) 2022, tidak lagi dapat melanjutkan keahlian maestro tenunnya karena bahan baku pewarna alam dari hutan juga ikut lenyap.
photo Getty Images.
Arti Pilihan : Keputusan Keseharian & Bernegara
Klise kedengarannya jika tanggungjawab kembali dibebankan pada masing-masing individu. Tapi saat diselimuti kegelapan seperti ini, mungkin itu cara yang tepat dan harus dikembangkan. Bukan individu yang bergerak sendiri-sendiri, tapi individu memilih dengan hati untuk bergerak bersama agar jadi lebih kuat. Satu lagi ‘mantra’ yang lekat dengan Indonesia—gotong royong. Bergotong-royong untuk mengambil keputusan dan memilih pola ekonomi dengan lebih bijak.
Memilih pola ekonomi sehari-hari di tengah gelap bisa terasa lebih terang bagi kita lewat upaya kawan-kawan pelaku usaha lestari yang mengambil keputusan berani untuk melindungi hutan dan masyarakatnya lewat kreasi produk dan jasa. Hutan yang terjaga menghadirkan begitu banyak pilihan untuk dimanfaatkan secara lestari—dengan pola ekonomi yang menguntungkan bagi masyarakat sekitar dan memberikan kesempatan bagi orang muda untuk berkarya.
Kini, kita bisa memilih batangan cokelat lezat yang melestarikan hutan Ransiki di Papua Barat dan Kampung Merasa di Kalimantan Timur untuk diberikan pada kekasih tersayang saat Valentine. Bercangkir-cangkir kopi yang kita pilih untuk tetap ‘alert’ setiap harinya—kini bisa ikut melestarikan hutan di Sulawesi Tengah. Bahkan pilihan skincare dan pelembab bibir kita saat ini juga bisa ikut melestarikan hutan di Kalimantan Barat jika menggunakan bahan komoditas lokal seperti buah tengkawang (illipe nut). Semua pilihan kita bisa menghasilkan pilihan bagi para petani untuk meningkatkan kesejahteraannya tanpa terjebak di sektor yang merusak hutan.
Hedvig Palm & Ty Olson (Next) photography by Alessandro Burzigotti for ELLE April 2023; styling Micaela Sessa; makeup Giovanni Iovine; hair Simone Prusso.
Saat butuh ‘healing’ karena penat, kita juga bisa memilih ragam wisata untuk langsung menikmati manfaat hutan lewat ‘Forest Bathing’ seperti di Bogor, Cisamaya Kampung Pasundan dan observasi satwa seperti Orangutan di Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah dan Gajah di Tangkahan perbatasan Taman Nasional Gunung Leuser. Bonusnya, jika pilih Tangkahan – kita mungkin berpapasan dengan aktor Nicholas Saputra yang mengambil keputusan untuk mendirikan fasilitas akomodasi bagi wisatawan serta pusat edukasi. Ia memilih menggunakan suaranya untuk pelestarian gajah dan hutan.
Para pelaku usaha ini memberikan kesempatan emas bagi kita di kota besar untuk turut mendukung serta konkrit lewat pilihan konsumsi sehari-hari. Jumlah transaksi penjualan produk dan jasa menjadi penentu tumbuhnya bisnis para pelaku usaha yang berani ambil resiko ini—artinya pilihan kita bisa jadi penentu ekonomi. Kuncinya bisa dimulai dari bertanya darimana sumber produk yang kita gunakan, membaca label dan mengambil keputusan belanja keseharian dengan lebih lestari. Lebih menarik lagi, saat ini juga mulai berkembang opsi yang bisa anda pilih untuk mendukung langsung upaya banyak pelaku usaha dengan menjadi donatur dan investor lewat kanal penyaluran dana. Pelajari lagi platform yang anda gunakan saat ini – siapa tahu ada pilihan untuk mendukung pelaku usaha dengan semangat perlindungan hutan.
“Ya, belanja, jalan-jalan dan investasi juga kan perlu juga gaji….”
Hedvig Palm & Ty Olson (Next) photography by Alessandro Burzigotti for ELLE April 2023; styling Micaela Sessa; makeup Giovanni Iovine; hair Simone Prusso.
Saat ada pertanyaan bagaimana bisa berkontribusi melindungi hutan sambil mencari pendapatan—kita bisa memilih untuk mencocokkan keahlian dengan kebutuhan rantai pasok produk dan jasa lestari. Sebagai contoh, jika kita punya kemampuan di bidang sales & marketing—kita bisa menjadi mitra perdagangan bagi para pelaku usaha yang menghadirkan produk dan jasa lestari untuk memperluas akses pasar baik di Indonesia maupun ke mancanegara—terutama dengan opsi negara yang juga banyak meminati produk yang ramah lingkungan dan ramah sosial. Di sisi lain, seringkali para pelaku usaha lestari juga kekurangan pasokan bahan baku dengan kualitas yang sesuai spesifikasi pasar. Jika kita punya kemampuan bercocok tanam, mungkin menjadi mitra pengembang dan pemasok komoditas dengan model agroforestri bisa jadi pilihan. Contoh lain bisa dimanfaatkan jika kita punya latar belakang manufaktur serta R&D—para pelaku usaha lestari bisa bekerjasama dengan kita dalam proses pengolahan komoditas menjadi produk lestari yang sesuai minat pasar. Masih ada berbagai contoh pilihan pekerjaan yang bisa jadi kesempatan bagi kita untuk terlibat langsung dalam upaya gotong royong memilih bersama pola ekonomi untuk Indonesia.
Tidak dipungkiri bahwa semua skenario di atas akan sulit berkembang jika keputusan yang diambil oleh pemerintah Indonesia dalam bernegara tidak tepat atau malah berlawanan. Salah satu bentuk kekuatan kita yang paling nyata adalah memilih pemimpin dan wakil rakyat yang punya visi sejalan terhadap pola ekonomi yang lebih melindungi hutan serta mendukung pelaku usaha lestari. Kita bisa mulai mengenali para calon dan berlatih berpikir kritis untuk menentukan pilihan di 2029 nanti. Pilihan lain adalah untuk terlibat mengawasi dan memberikan masukan langsung dalam proses pembuatan kebijakan melalui forum publik atau bahkan berpartisipasi dalam inisiatif dan organisasi masyarakat sipil yang mendorong advokasi kebijakan ekonomi dan lingkungan agar pilihan yang diambil tepat sasaran. Secara paralel, kita juga bisa memilih untuk jadi bagian dalam membentuk opini publik dan mendorong pemerintah untuk mengambil keputusan secara bijak. Bijak dalam menempatkan hutan, tanah, air dan udara sebagai sesuatu yang wajib dijaga untuk keberlangsungan Indonesia lewat kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang dibuat serta penegakannya.
Pada akhirnya, masa depan tanah dan air Indonesia memang tergantung dari pilihan ekonomi yang diambil. Pilihan yang diambil oleh pemerintah sebagai pembuat keputusan bernegara dan pilihan yang diambil oleh masing-masing dari kita, pembuat keputusan untuk kehidupan setiap harinya. Jika semaki banyak yang memilih tetap bersama Indonesia, mungkin lebih terang jalannya.