BEAUTY

2 Oktober 2025

Kancing Ikonis Chanel Menjadi Inspirasi Palet Eyeshadow Edisi Terbatas Les 4 Ombres Boutons


Kancing Ikonis Chanel Menjadi Inspirasi Palet Eyeshadow Edisi Terbatas Les 4 Ombres Boutons

Setiap musim, Chanel semakin menyempurnakan kode-kode kecantikannya dengan kemahiran yang sama seperti dalam dunia couture. Kali ini, mereka menyoroti salah satu detail yang paling disayangi: kancing. Untuk keluaran edisi terbatas teranyar, ikon rias mata Les 4 Ombres hadir kembali sebagai Les 4 Ombres Boutons, sebuah kreasi kecantikan yang dibuat dengan kerajinan tangan halus layaknya perhiasan, berukirkan simbol-simbol yang identik dengan sang Mademoiselle.




Bagi Chanel, warna selalu menjadi bahasa, sebuah pernyataan suasana hati, gaya, dan kebebasan. Sejak diperkenalkan pada tahun 1982, palet berisi empat eyeshadow berbentuk bundar dalam kotak hitam mengilap nan ramping telah menjadi simbol kecantikan yang khas. Sebuah persegi kecil penuh keanggunan. Kini, palet tersebut kembali dengan sentuhan couture, seolah mengedipkan mata pada kalimat ikonis Gabrielle Chanel: “Kancing itu sangat penting. Carilah dan temukan kancing-kancing kecil yang menawan.” Bagi Chanel, kancing bukan sekadar pengait pakaian. Ia adalah sebuah pernyataan, penegasan selera, percikan individualitas. kali ini, kancing-kancing itu menjelma menjadi pigmen yang berkilau pada kelopak mata seperti ornamen adibusana.


Buka kotaknya dan temukan empat warna yang diukir dengan jimat miniatur khas Maison:, komet, siluet legendaris N°5, dan tentu saja bunga kamelia. Masing-masing warnanya dirancang seindah kelembutan aplikasinya, sebuah kreasi untuk dikagumi, disayangi, dan tentu saja, dikoleksi. Apakah ini palet, atau sebuah kotak harta karun? Mungkin keduanya.




Sosok perempuan Chanel yang independen, multifaset, dan penuh kontras yang memesona adalah pusat dari Les 4 Ombres Boutons . Dengan satu klik halus, ia membuka kemungkinan untuk empat suasana hati, empat cerita, empat sisi dirinya. Saat ia memilih Boutons Mademoiselle dengan paduan pink muda, peach lembut, taupe, dan beige gading, ia tampil romantis, lembut, bercahaya, seperti bisikan chiffon. Jimat keberuntungan selalu ada di sakunya, dengan kilau nakal di tatapannya. Beralih ke Boutons Baroque, karakternya semakin tegas: ungu magenta, merah tembaga, emas oranye, dan pink lembut memancarkan kemewahan teatrikal, menghadirkan keagungan atelier couture Chanel.

Dalam Boutons Couture, keanggunan klasik berbicara. Nuansa cokelat keunguan, taupe mauve, dan beige rose membingkai mata dengan keanggunan abadi, menggemakan jaket tweed, kulit quilted, dan kilau rantai ikonis. Dan ketika malam tiba, hadir Boutons Stellar: perak kebiruan, emas, tembaga, dan beige keabuan membuat pandangan bersinar seperti gugusan bintang di langit beledu. Ia menjadi komet bersepatu hak tinggi—tak tersentuh, tak terlupakan. Saat tutupnya mengatup kembali, palet itu masuk ke dalam kantong suedette yang halus, dengan motif kancing yang dicetak timbul dengan lembut. Minimalis, halus, siap masuk ke dalam clutch malam. Sapukan sedikit maskara hitam, dan sudah cukup. Bagi perempuan Chanel, keanggunan bukanlah upaya, melainkan naluri.





Koleksi Les 4 Ombres Boutons mengingatkan pada sesuatu yang selalu diyakini Gabrielle Chanel: keindahan ada pada detail. Pada hal-hal kecil yang, bila dipilih dengan keyakinan, dapat mengubah segalanya. Karena kancing, pada akhirnya, bukan sekadar kancing, bukan sekadar imbuhan. Kadang, ia adalah sebuah kisah yang utuh.